Sabtu, Desember 27, 2008

DREAMS COME TRUE










"Mimpi adalah hidup
Jika ingin mimpi menjadi kenyataan
Maka janganlah tidur terlalu lama"

Saya ingin merajut mimpi kecil ini, menjadi politisi wanita, mewakili rakyat Jakarta, demi memperjuangkan nasib mereka, khususnya dalam bidang kesehatan ibu hamil dan kebudayaan masyarakat Betawi yang cenderung terpinggirkan.

Mimpi tentu saja bisa berbuah kenyataan, bila kita bekerja-sama saling bahu membahu.

Wassalam,

Silvya Oktarina

KEPUTUSAN MK, BERKAH ATAU MUSIBAH?


Waktu terus berlalu, tak terasa pelaksanaan pemilu pada 9 April 2009 terhitung dari sekarang sudah 105 hari. Tentunya ini menuntut keseriusan dan kesiapan matang bagi caleg yang berada dapil masing-masing. Agak sulit bagi caleg memeroleh dukungan suara bila sosialisasinya saja terlambat dan makin tak strategis.

Apalagi Mahkamah Konstitusi (MK) melalui gugatan UU Pemilu No. 10 Tahun 2009 pasal 214 huruf a,b,c,d dan e sudah memutuskan suara terbanyak tanpa menggunakan nomor urut. Perasaan resah dan tak tenang terus menyelimuti caleg yang berada di nomor urut kecil.

Kalau MK sudah memutuskan suara terbanyak sebagai acuan caleg terpilih, maka mau tidak mau semua caleg tanpa pandang bulu harus bekerja lebih giat dan bersemangat. Putusan MK ini berkah bagi caleg di nomor urut besar, tapi musibah bagi caleg yang berada di nomor urut kecil lantaran urutan paling kecil biasanya kader yang dipilih diintern parpol. Atau pada saat rekrutmen caleg terjadi jual beli nomor urut. Jelas terjadi beli kucing dalam karung. Namun sebaliknya, perlu juga diketahui, yang menempati nomor urut kecil juga kader terbaik yang berkontribusi bagi partai. Bisa dibayangkan jika ada caleg pendatang baru tiba-tiba terpilih karena suaranya lebih banyak dari ketua umumnya.

Dikatakan berkah, karena caleg berada di nomor urut besar mempunyai peluang yang sama dengan nomor urut kecil. Yang membedakan adalah sejauhmana perjuangan keras dari semua caleg untuk mengumpulkan suara terbanyak. Jika suara lebih banyak dikumpulkan caleg di nomor urut besar, maka dia berhak terpilih. Demikian juga sebaliknya. Sebagian partai politik yang terbiasa melakukan dagang sapi dalam hal penomoran, justru keputusan ini merupakan pukulan telak.

Tentu saja ini bukan sebuah lelucon yang menggelikan. Apa mau dikata, dari pemilu ke pemilu capaian demokrasi sedikit demi sedikit terjadi perubahan ke arah yang baik tanpa menafikan masih banyak celah kepentingan kekuasaan yang bermain seperti ketentuan 20% kursi di DPR RI yang tercantum dalam UU Pilpres. UU tersebut secara tak langsung menyulitkan partai baru yang mengajukan Capres dan Cawapres.

PDP yang mengusung pembaruan, tetap menganggap keputusan MK ini merupakan cambuk untuk berjuang lebih keras dan maksimal. Sudah saatnya rakyat memilih kader partai yang terbaik untuk duduk di kursi dewan perwakilan dari dapil mereka masing-masing. Keputusan MK ini ditanggapi kader partai dengan beragam. Ada yang optimis dan ada yang pasrah, sambil menunggu kebijakan intern partai.

Apa boleh buat keputusan ini sudah final, tak boleh diganggu gugat. Semua partai politik harus tunduk dan mengacu pada keputusan tersebut. Tinggal saat ini, kader PDP menunjukkan kinerja. Keputusan ini juga sebagai reward and punishmen. Berlaku hukum alam siapa yang bekerja keras, maka dia yang dapat.

Caleg yang ketahuan korup, atau melakukan money politics pantas mendapat hukuman tidak dipilih. Begitu juga bagi caleg yang punya kompeten, intergritas, dedikasi, dan aksepatbiltas maka layak dipilih. Yang jelas pengabulan gugatan melalui uji materil adalah bentuk keadilan politik yang harus dihargai oleh semua pihak.

Penulis Wempi Ursia, Ketua Bidang OKK PK Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan

Jumat, Desember 26, 2008

IKON PDP


Bapak Laksamana Sukardi, Koordinator PKN (Pimpinan Kolektif Nasional) dan Roy BB. Janis, Ketua PLH (Pelaksana Harian) Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)

PDP DI TVONE


Keluarga Besar PDP saat mengikuti debat partai di TVONE, berhadapan dengan partai lainnya.

Kamis, Desember 25, 2008

PELANTIKAN BARISAN MERAH PUTIH





Bapak Laksamana Sukardi dalam Pelantikan Barisan Merah Putih Partai Demokrasi Pembaruan. Saya, Silvya Oktarina,berdiri di belakang saat bertugas sebagai Master of Ceremony.

Rabu, Desember 24, 2008

My Lovely Ache


Sungguh bahagia bisa membesarkan Ache, putri tersayang. Semoga bisa mendidiknya hingga berhasilmeraih cita-citanya. Amien....

Ulang Tahun Partai Demokrasi Pembaruan




Ulang Tahun siapapun dimanapun selalu memberi aroma kebahagiaan buat yang merasakannya, termasuk kami, Keluarga Besar Partai Demokrasi Pembaruan

UlangTahun Partai Demokrasi Pembaruan






Sebuah kebahagian di tengah perayaan hari ulang tahun Partai Demokrasi Pembaruan. Segenap pemimpin, pengurus, anggota partai dan simpatisan, bagaikan sebuah keluarga besar yang saling menyebarkan kasih-sayang.

Sabtu, Desember 20, 2008

Benyamin Sueb (1939-1995)


Seniman Betawi Serba Bisa

Ia menjadi figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi khususnya karena berhasil menjadikan budaya Betawi dikenal luas hingga ke mancanegara. Celetukan ‘muke lu jauh’ atau ‘kingkong lu lawan’ pasti mengingatkan masyarakat pada Benyamin Sueb, seniman Betawi serba bisa yang sudah menghasilkan kurang lebih 75 album musik, 53 judul film serta menyabet dua Piala Citra ini.

Sejak kecil, Benyamin Sueb sudah merasakan getirnya kehidupan. Bungsu delapan bersaudara pasangan Suaeb-Aisyah kehilangan bapaknya sejak umur dua tahun. Karena kondisi ekonomi keluarga yang tak menentu, si kocak Ben sejak umur tiga tahun diijinkan ngamen keliling kampung dan hasilnya buat biaya sekolah kakak-kakaknya.

Benyamin sering mengamen ke tetangga menyanyikan lagu Sunda Ujang-Ujang Nur sambil bergoyang badan. Orang yang melihat aksinya menjadi tertawa lalu memberikannya recehan 5 sen dan sepotong kue sebagai ‘imbalan'.

Penampilan Benyamin kecil memang sudah beda, sifatnya yang jahil namun humoris membuat Benyamin disenangi teman-temannya. Seniman yang lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939 ini sudah terlihat bakatnya sejak anak-anak.

Bakat seninya tak lepas dari pengaruh sang kakek, dua engkong Benyamin yaitu Saiti, peniup klarinet dan Haji Ung, pemain Dulmuluk, sebuah teater rakyat - menurunkan darah seni itu dan Haji Ung (Jiung) yang juga pemain teater rakyat di zaman kolonial Belanda. Sewaktu kecil, bersama 7 kakak-kakaknya, Benyamin sempat membuat orkes kaleng.

Benyamin bersama saudara-saudaranya membuat alat-alat musik dari barang bekas. Rebab dari kotak obat, stem basnya dari kaleng drum minyak besi, keroncongnya dari kaleng biskuit. Dengan ‘alat musik’ itu mereka sering membawakan lagu-lagu Belanda tempo dulu.

Kelompok musik kaleng rombeng yang dibentuk Benyamin saat berusia 6 tahun menjadi cikal bakal kiprah Benyamin di dunia seni. Dari tujuh saudara kandungnya, Rohani (kakak pertama), Moh Noer (kedua), Otto Suprapto (ketiga), Siti Rohaya (keempat), Moenadji (kelima), Ruslan (keenam), dan Saidi (ketujuh), tercatat hanya Benyamin yang memiliki nama besar sebagai seniman Betawi.

Benyamin memulai Sekolah Dasar (dulu disebut Sekolah Rakyat) Bendungan Jago sejak umur 7 tahun. Sifatnya yang periang, pemberani, kocak, pintar dan disiplin, ditambah suaranya yang bagus dan banyak teman, menjadikan Ben sering ditraktir teman-teman sekolahnya.

SD kelas 5-6 pindah ke SD Santo Yusuf Bandung. SMP di Jakarta lagi, masuk Taman Madya Cikini. Satu sekolahan dengan pelawak Ateng. Di sekolah Taman Madya, ia tergolong nakal. Pernah melabrak gurunya ketika akan kenaikan kelas, ia mengancam, “Kalau gue kagak naik lantaran aljabar, awas!” Lulus SMP ia melanjutkan SMA di Taman Siswa Kemayoran. Sempat setahun kuliah di Akademi Bank Jakarta, tapi tidak tamat.

Benyamin mengaku tidak punya cita-cita yang pasti. “Tergantung kondisi,” kata penyanyi dan pemain film yang suka membanyol ini. Benyamin pernah mencoba mendaftar untuk jadi pilot, tetapi urung gara-gara dilarang ibunya.

Ia akhirnya menjadi pedagang roti dorong. Pada 1959, ia ditawari bekerja di perusahaan bis PPD, langsung diterima . “Tidak ada pilihan lain,” katanya. Pangkatnya cuma kenek, dengan trayek Lapangan Banteng - Pasar Rumput. Itu pun tidak lama. “Habis, gaji tetap belum terima, dapat sopir ngajarin korupsi melulu,” tuturnya. Korupsi yang dimaksud ialah, ongkos penumpang ditarik, tetapi karcis tidak diberikan.

Ia sendiri mula-mula takut korupsi, tetapi sang sopir memaksa. Sialnya, tertangkap basah ketika ada razia. Benyamin tidak berani lagi muncul ke pool bis PPD. Kabur, daripada diusut.

Baru setelah menikah dengan Noni pada 1959 (mereka bercerai 7 Juli 1979, tetapi rujuk kembali pada tahun itu juga), Benyamin kembali menekuni musik. Bersama teman-teman sekampung di Kemayoran, mereka membentuk Melodyan Boy. Benyamin nyanyi sambil memainkan bongo. Bersama bandnya ini pula, dua lagu Benyamin terkenang sampai sekarang, Si Jampang dan Nonton Bioskop.

Sebenarnya selain menekuni dunia seni, Benyamin juga sempat menimba ilmu dan bekerja di lahan yang ‘serius’ diantaranya mengikuti Kursus Lembaga Pembinaan Perusahaan dan Pembinaan Ketatalaksanaan (1960), Latihan Dasar Kemiliteran Kodam V Jaya (1960), Kursus Administrasi Negara (1964), bekerja di Bagian Amunisi Peralatan AD (1959-1960), Bagian Musik Kodam V Jaya (1957-1969), dan Kepala Bagian Perusahaan Daerah Kriya Jaya (1960-1969).

Dari berkesenian, hidup Benyamin (dan keluarganya) berbalik tak lagi getir. Debutnya Si Jampang, mengalir setelah itu Kompor Mleduk belakangan dinyanyikan ulang oleh Harapan Jaya, Begini Begitu (duet Ida Royani), Nonton Bioskop (dibawakan Bing Slamet) dan puluhan lagu karya Benyamin yang lain.

Tidak puas dengan hanya menyanyi, Benyamin lalu main film. Diawali Honey Money and Jakarta Fair (1970) lalu mengucur deras puluhan film lainnya. Seniman yang suka ‘mengomel’ bila melawak ini menjadi salah satu pemain yang namanya sering digunakan menjadi judul film. Selain Benyamin tercatat diantaranya Bing Slamet,Ateng, dan Bagio.

Judulnya, antara lain Benyamin Biang Kerok (Nawi Ismail, 1972), Benyamin Brengsek (Nawi Ismail, 1973), Benyamin Jatuh Cinta (Syamsul Fuad, 1976), Benyamin Raja Lenong (Syamsul Fuad, 1975), Benyamin Si Abunawas (Fritz Schadt, 1974), Benyamin Spion 025 (Tjut Jalil, 1974), Traktor Benyamin (Lilik Sudjio, 1975), Jimat Benyamin (Bay Isbahi, 1973), dan Benyamin Tukang Ngibul (Nawi Ismail,1975).

Dia juga main di film seperti Ratu Amplop (Nawi Ismail, 1974), Cukong Blo'on (Hardy, Chaidir Djafar, 1973),Tarsan Kota (Lilik Sudjio, 1974), Samson Betawi (Nawi Ismail, 1975), Tiga Janggo (Nawi Ismail, 1976), Tarsan Pensiunan (Lilik Sudjio, 1976), Zorro Kemayoran (Lilik Sudjoi, 1976). Sementara Intan Berduri (Turino Djunaidi, 1972) membuat dirinya, dan Rima Melati, meraih Piala Citra 1973.

Benyamin juga membuat perusahaan sendiri bernama Jiung Film - diantara produksinya Benyamin Koboi Ngungsi (Nawi Ismail, 1975) - bahkan menyutradarai Musuh Bebuyutan (1974) dan Hippies Lokal (1976). Sayang, usahanya mengalami kemunduran, dan PT Jiung Film dibekukan tahun 1979.

Benyamin tidak selalu menjadi bintang utama di setiap filmnya. Seperti layaknya semua orang, ada proses dimana Benyamin "hanya" menjadi figuran atau paling mentok menjadi aktor pembantu. Dalam hal ini, paling tidak ada dua nama yang patut disebut, yaitu Bing Slamet dan Sjuman Djaya. Walau sudah merintis karir sebagai "bintang film" lewat film perdananya, Banteng Betawi (Nawi Ismail,1971) yang merupakan lanjutan dari Si Pitung (Nawi Ismail, 1970), tetapi kedua nama besar itulah yang mempertajam kemampuan akting Benyamin.

Dalam "berguru" dengan Bing Slamet, Benyamin tidak saja bekerja sama dalam hal musik - seperti dalam lagu Nonton Bioskop dan Brang Breng Brong. Tapi dalam hal film pun dilakoninya. Terlihat dengan jelas, di film Ambisi (Nya Abbas Acup, 1973) -sebuah "komidi musikal" yang diotaki oleh Bing Slamet - Benyamin menjadi teman sang aktor utama, Bing Slamet menjadi penyiar Undur-Undur Broadcasting.

Di film ini, sudah terlihat gaya "asal goblek" Benyamin yang penuh improvisasi dan memancing tawa. Di sini, dia berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Tukang Sayur. Tetapi, sebenarnya, setahun sebelumnya, Benyamin juga diajak ikutan main Bing Slamet Setan Djalanan (Hasmanan, 1972). Karena itulah, saat sahabatnya itu wafat pada 17 Desember 1974, Benyamin tak dapat menahan tangisnya.

Dengan Sjuman Djaya, Benyamin diajak main Si Doel Anak Betawi (Sjuman Djaya, 1973). Dirinya menjadi ayah si Doel, yang diperankan oleh Rano Karno kecil. Perannya serius tapi, seperti stereotipe orang Betawi, kocak dan tetap "asal goblek".

Adegan terdasyat film ini adalah saat pertemuan antara abang-adik yang diperankan oleh Benyamin dan Sjuman Djaya sendiri, terlihat ketegangan dan kepiawaian akting keduanya yang mampu mengaduk-aduk emosi penonton. Talenta itu direkam oleh ayah dari Djenar Maesa Ayu dan Aksan Syuman, dan dua tahun kemudian Benyamin pun main film sekuelnya, Si Doel Anak Modern (Sjuman Djaya, 1975). Kali ini Benyamin menjadi bintang utamanya, dan meraih Piala Citra.

Yang menarik, lebih dari dua puluh tahun kemudian Rano Karno membuat versi sinetronnya. Castingnya nyaris sama: Rano sebagai Si Doel, Benyamin sebagai ayahnya - selain theme song-nya dan settingnya yang hanya diubah sedikit saja. Lagi-lagi Benyamin menjadi aktor pendukung, tapi kehadirannya sungguh bermakna.

Sebenarnya ada satu lagi film yang dirinya bukan aktor utama, tetapi sangat dominan bahkan namanya dijadikan subjudul atawa tagline: Benyamin vs Drakula. Film itu adalah Drakula Mantu, karya si Raja Komedi Nyak Abbas Akub tahun 1974. Film bergenre komedi horor itu "memaksa" Benyamin beradu akting dengan Tan Tjeng Bok, si aktor tiga zaman. Begitulah, meski beberapa kali pernah tidak "menjabat" sebagai aktor utama, tetapi kehadirannya mencuri perhatian penonton saat itu.

Penyanyi Beneran
Tahun 1992, saat sibuk main sinetron dan film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) Benyamin mengutarakan keinginannya pada Harry Sabar, "Gue mau dong rekaman kayak penyanyi beneran."

Maka, bersama Harry Sabar, Keenan Nasution, Odink Nasution, dan Aditya, jadilah band Gambang Kromong Al-Haj dengan album Biang Kerok. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut. Inilah band dan album terakhir Benyamin.

"Di lagu itu, entah kenapa, Ben menyanyi seperti berdoa, khusuk. Coba saja dengar Ampunan," jelas Harry, sang music director. "Mungkin sudah tahu kalau hidupnya tinggal sebentar," imbuhnya. Memang betul, setelah album itu keluar, Benyamin sakit keras, dan rencana promosi ditunda dan tak pernah lagi terwujud kecuali beberapa pentas.

Di album ini, Benyamin menyanyi dengan "serius". Tetapi, lagi-lagi, seserius apa pun, tetap saja orang-orang yang terlibat tertawa terpingkal-pingkal saat Benyamin rekaman lagu I’m a Teacher dan Kisah Kucing Tua dengan penuh improvisasi. Sementara lagu Dingin Dingin Dimandiin dan Biang Kerok bernuansa cadas. Dan Ampunanmu kental dengan progressive rock, diantaranya nuansa Watcher of the Sky dari Genesis era Peter Gabriel.

Yang menarik, masih menurut Harry, saat Benyamin menonton Earth, Wind, and Fire di Amerika - saat menjenguk anaknya yang kuliah di sana - dia langsung komentar, "Nyanyi yang kayak gitu, asyik kali ye?", dan nuansa itu pun hadir di beberapa lagu di album itu, salah satunya dengan sedikit sentuhan Lady Madonna dari The Beatles.

Benyamin yang sudah tiga kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung. Ia bukan lagi sekadar sebagai tokoh masyarakat Betawi, melainkan legenda seniman terbesar yang pernah ada. Karena itu banyak orang merasa kehilangan saat dirinya dipanggil Yang Maha Kuasa.

Dari pelawak yang pernah tampil dalam variety show Benjamin Show sambil tour dari kota ke kota sampai Malaysia dan Singapura ini muncul banyak idiom atau celetukan yang sampai kini masih melekat di telinga masyarakat, khususnya warga Jakarta. Sebut saja, aje gile, ma'di kepe, atau ma'di rodok, yang semuanya lahir dari lidah Benyamin. [] Tokoh Indonesia

Penderita HIV/AIDS di Jaksel Mencapai 88 Orang


Keberadaan tempat hiburan malam di kawasan Jakarta Selatan ditengarai menjadi faktor penyebab tingginya penderita human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) di wilayah tersebut. Sejak dua tahun terakhir, penderita HIV/AIDS di Jakarta Selatan tercatat 88 orang, yaitu 46 orang positif mengidap HIV dan 42 orang terjangkit AIDS.

Kasudin Kesehatan Jakarta Selatan, Togi Asman Sinaga, mengatakan, penderita HIV/AIDS terbanyak berasal dari wilayah Kecamatan Tebet dan Kebayoranbaru. Sebab, di kawasan tersebut banyak dijumpai tempat hiburan malam, sehingga dimungkinkan sering terjadi pergaulan seks bebas dan narkoba.

"Mayoritas berasal dari daerah Tebet dan Kebayoranbaru. Hal ini, karena banyaknya penikmat hiburan malam yang tidak melengkapi dirinya dengan pengaman (kondom-red), sehingga memicu penyebaran virus HIV/AIDS. Selain itu dimungkinkan juga akibat penggunaan jarum suntik narkoba," katanya, Sabtu (20/12).

Tingginya angka penderita HIV/AIDS di wilayah Tebet yang mencapai 8 orang tidak bisa dijadikan sebagai acuan untuk menilai wilayah Kecamatan Tebet sebagai daerah endemi HIV/AIDS. Pasalnya, untuk kawasan Tebet telah ada klinik metadon yang memang selalu melayani pengobatan bagi penderita HIV/AIDS dari berbagai wilayah kecamatan lain.

"Jadi kalau dikatakan di Tebet jumlahnya tinggi, belum tentu semuanya adalah warga Tebet. Bisa jadi itu adalah warga dari kecamatan lain, karena di Tebet ada klinik metadon yang merupakan klinik pengobatan HIV/AIDS satu-satunya di Jakarta Selatan. Di sana setiap yang berobat pasti didata, sehingga jumlah itu bercampur dengan penderita dari wilayah lain," tandasnya.

Untuk menekan jumlah itu, Sudin Kesehatan Jakarta Selatan akan terus menyosialisasikan kepada masyarakat tentang perlunya setia dengan pasangan dan tidak menggunakan narkoba. Sebab, kunci paling penting untuk menghindari HIV/AIDS adalah dengan setia kepada pasangan hidup masing-masing dan tidak menggunakan narkoba. Namun begitu, dirinya berharap kepada masyarakat juga tidak mengucilkan penderita HIV/AIDS karena hal itu bisa memengaruhi kondisi psikologis si penderita.

"Penularan yang paling cepat, jika seseorang melakukan seks bebas dan menggunakan jaruk suntik. Dan sosialisasi tentang ini akan kita kampanyekan kepada masyarakat mulai dari pertemuan di tingkat kelurahan hingga ke kawasam hiburan malam," jelasnya. [] beritajakarta.com — 20-12-2008 17:08

Indahnya Budaya Betawi di Pinggiran Jakarta


Bosan dengan mall, atau tempat-tempat hiburan yang biasa. Kita bisa mencoba wisata budaya. Tak kalah dengan wisata lain wisata ini murah, menarik, dan mendidik. Sekaligus kita juga berperan melestarikan budaya Indonesia khususnya budaya inti DKI Jakarta. DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia dengan Betawi sebagai salah satu penduduk aslinya.

Namun seiring perkembangan jaman, penduduk maupun budaya Betawi sendiri semakin terkikis dan terpinggirkan. Padahal seperti kita tahu, penduduk inti Jakarta adalah masyarakat Betawi. Untuk mencegah semakin lunturnya budaya ini, para sesepuh Betawi dan orang-orang yang perduli akan hal tersebut membicarakan permasalahan ini pada Pemda DKI. Agar nantinya generasi penerus atau putra-putri Betawi masih bisa mengenal dan mengetahui budaya nenek moyangnya. Pemda DKI Jakarta pun memberikan perhatian khusus terhadap persoalan ini.

Maka dirintislah sebuah tempat sebagai wadah pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Bernama Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan yang lokasinya di Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Srengseng Sawah tidak dipilih secara langsung untuk menjadi tempat pelestarian budaya ini. Semua melalui berbagai proses musyawarah dan setelah dikumpulkan berbagai pilihan dari berbagai wilayah di DKI seperti Rorotan, Kemayoran Srengseng Jakarta Barat, dan Condet. Akhirnya lewat sarasehan, seminar dan lokakarya maka dipilihlah Srengseng Sawah lewat SK Gubernur No. 9 tahun 2000.

Minggu pagi beberapa waktu lalu, saya penasaran dengan semua yang saya dengar mengenai Perkampungan Budaya Setu Babakan. Oleh sebab itu saya langsung meluncur ke sana. Tidak sulit untuk mencapai lokasi seluas 289 hektar ini. Untuk angkutan kita bisa menggunakan metromini 616 jurusan Blok M-Ps. Minggu-Cipedak. Atau angkutan umum bernomor 128 dari terminal Depok. Dan tinggal bilang sama supirnya untuk turun di Setu Babakan.

Sampai di Setu Babakan tempat yang dibangun sekitar pertengahan Oktober tahun 2000 ini. Kita akan di sambut dengan Gapura Besar bertuliskan ‘Pintu Masuk I Bang Pitung Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan’.

Nah, dari situ kita sudah mulai menemui rumah-rumah berarsitektur Betawi. Dan ternyata tak hanya warga Betawi yang boleh punya rumah di Perkampungan Setu Babakan pendatang pun boleh membeli tanah kemudian membangun rumah di sana, hanya saja karakteristik fisik bangunannya harus menyesuaikan dengan arsitektur Betawi.

Tak jauh dari pintu masuk ada sebuah gang di sebelah rumah besar. Masuk ke dalam gang tersebut memudahkan kita sampai ke arena wisata budaya ini. Di tengah areal tersebut akan kita temui panggung besar yang juga beraritektur Betawi. Di tempat tersebut kita bisa melihat berbagai pertunjukan kesenian Betawi seperti Pagelaran Seni Budaya Betawi setiap hari Minggu sekitar pukul 14.00-17.00 (Wib), Latihan Tari Betawi pada hari Minggu dan Jumat pagi, serta Rabu sore.

Seperti pagi itu saya menyaksikan beberapa anak kecil dan remaja bergantian menari tarian Betawi di panggung. Tari-tarian seperti Sirih Kuning, Nandak Ganjen, dan Lenggang Nyai di bawakan dengan apik oleh para peserta Sanggar Budaya Betawi Setu Babakan yang beranggotakan kurang lebih 500 anak-anak dan remaja .

Sebenarnya Setu Babakan dibangun bukan hanya sebagai tempat wisata, namun Bang Indra salah satu pengelola mengatakan, “Ini bukan semata-mata untuk tempat wisata aja, tapi framenya udah jelas. Yaitu daerah pariwisata berkarakteristik dan berbudaya betawi. Titik segede gentong. Nggak bisa ditawar lagi.”ujar Bang Indra menegaskan.

Setu Babakan yang dulunya merupakan bagian dari kampung Kalibata menawarkan tiga paket wisata, yakni Wisata Budaya, disini kita bisa menikmati pagelaran seni baik itu musik, tarian, maupun teater pada setiap hari minggu sekitar pukul 14.00-17.00 (Wib). Atraksi upacara maupun prosesi budaya seperti upacara pernikahan, sunatan, akekah, hatam quran, nujuh bulan, dan banyak lagi lainnya pada setiap tahun di Bulan Juli. Atau kita juga bisa sekedar melihat latihan anak-anak dan remaja menari maupun bermain silat.

Selain itu deretan rumah-rumah khas betawi akan dengan mudah kita temui. Dan kita bisa menggunakannya sebagai tempat arisan, maupun pengajian. Lingkungannya yang asri juga membut banyak pengunjung datang untuk sekedar berpiknik bersama keluarga. Apalagi untuk masuk ke perkampungan budaya ini kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tiket masuk. Pengunjung hanya dikenai biaya untuk parkir saja.

Kemudian yang tidak kalah menarik yaitu, Wisata Air. Setu Babakan dan Setu Mangga Bolang yang ada di situ disa dijadikan tempat memancing yang seru bersanma teman, keluarga bahkan pacar. Seperti saat saya ke sana. Deretan pengujung memadati hampir setiap pinggiran Setu. Ada yang sedang asik bermesaraan dengan pacar, sekedar ngobrol-ngobrol dengan teman se-gank, maupun yang sedang menyantap makanan bersama keluarga di atas tikar yang mungkin sengaja mereka siapkan dari rumah. Dan disana kita tidak perlu khawatir kelaparan.

Deratan penjaja makanan sepanjang yang Setu Babakan seakan tidak berujung. Dan ini pun unik, karena di sini kita bisa menemui berbagai macam makanan khas Betawi. Dari mulai soto betawi, kerak telor, serabi, gado-gado, hingga semur jengkol pun tersedia di sini. Jadi kita tidak perlu berlama-lama menunggu Pekan raya Jakarta untuk menikmati semua makanan khas Betawi tersebut.

Untuk yang ingin menyusuri Setu pihak pengelola menyediakan sepeda air. Dengan tarif sebesar Rp. 8000,- kita bisa menikmati Setu Babakan di atas air. Ingin naik delman, disini juga ada lho. Tinggal negosiasi harga dengan pengemudi delman kita bisa berkeliling Setu dengan delman. Atau mungkin kita hanya ingin bersantai-santai menikmati pemandangan Setu Babakan. Kita bisa duduk di pingggir-pinggir Setu. Karena di sana disediakan bangku-bangku untuk duduk di pinggir Setu tersebut.

Selain dua jenis wisata tadi ditambah wisata kuliner tentunya. Ada satu lagi paket wisata yang ditawarkan tempat ini. Wisata Agro, uniknya di sini wisatawan tidak akan diajak ke perkebunan atau pertanian. Melainkan diajak pelataran rumah-rumah penduduk yang terdapat tanaman-tanama khas Betawi. Nantinya para wisatawan akan disambut dengan dipetikan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik ingin memetik sendiri dan membawa pulang, tentunya ia harus membayar. Buah-buahan yang bisa dinikmati di Perkampungan Budaya Setu Babakan antara lain Belimbing, Rambutan, Buni, Jambu, Dukuh, Menteng, Gandaria, Mengkudu, Namnam, Kecapi, Durian, Jengkol, Kemuning dan banyak lagi, hingga buah langka seperti Krendang.

Dan Setu Babakan juga menyediakan pemandu untuk semua paket tersebut. Paket-paket wisata di tempat ini pun masih bisa di sesuaikan dengan keinginan si pengunjung. Begitu pula dengan biaya pemandu dan lainnya. Semua masih bisa dibucarakan dan belum ada standar yang baku untuk semua paket wisata ini.

Tapi selain berbagai paket wisata unik dan seru yang bisa kita jumpai di tempat ini. Ternyata Setu Babakan juga memiliki aturan khusus yang juga masih berakar pada Budaya Betawi. Diantaranya. Pengunjung diharapkan sudah meninggalkan lokasi mulai pukul 18.00 (Wib), karena menurut pengelola jika pengunjung masih di sini di atas pukul tersebut, bisa jadi niatnya sudah bukan lagi sebagai tempat berekreasi namun lebih ke hal-hal negatif.

Kemudian yang unik lagi semua kegiatan di tempat ini di usahakan berhenti ketika terdengar suara adzan. “Yah, meskinpun cuma lima menit diusahain berenti dulu dah aktivitas kalo lagi adzan,” tutur Bang Indra. Dan di tempat ini sangat dilarang berjualan minuman keras.

Gimana seru kan? Di sini kita bisa mengenal berbagai kebudayaan Betawi, melihat tari-tarianya, musiknya, rumah-rumahnya. Sampai jajanan dan makanan khasnya. Dan yang menarik lagi kita tidak perlu merogoh kocek yang banyak untuk berwisata ke tempat ini. Wisata murah sekaligus mendidik dan melestarikan budaya rasanya patut dicoba

Penulis : Gita Amanda
Sumber : Kompas

Jumat, Desember 19, 2008

KESEHATAN IBU HAMIL


Anda Termasuk Ibu Hamil Dengan Kehamilan Resiko Tinggi? Apa itu kehamilan dengan resiko tinggi? Siapa saja Ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko tinggi? Dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya secara bijaksana?

Bagi kebanyakan wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang dilalui dengan kegembiraan dan suka cita. Tetapi 5-10% dari kehamilan termasuk kehamilan dengan resiko tinggi, wanita dengan kehamilan resiko tinggi, mereka harus mempersiapkan diri dengan lebih memperhatikan perawatan kesehatannya dalam menghadapi kehamilan dengan resiko tinggi ini.

Apa itu ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi?

Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mempunyai resiko atau bahaya yang lebih besar pada kehamilan/persalinannnya dibandingkan dengan ibu hamil dengan kehamilan/persalinan normal.

Ibu hamil yang termasuk golongan kehamilan dengan resiko tinggi adalah ibu dengan:

• Riwayat kehamilan dan persalinan yang sebelumnya kurang baik . (contoh: riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran, lahir mati)
• Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm.
• Ibu hamil yang kurus/berat badan kurang.
• Usia ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
• Sudah memiliki 4 anak atau lebih.
• Jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun.
• Ibu menderita anemia atau kurang darah.
• Perdarahan pada kehamilan ini.
• Tekanan darah yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai.
• Kelainan letak janin atau bentuk panggul ibu tidak normal.
• Riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.

Bagaimana mengatasi kehamilan dengan resiko tinggi secara bijaksana?

Diagnosa Ibu hamil dengan kehamilan resiko tinggi JANGANLAH diartikan dengan makna yang selalu negatif.

Dengan perawatan yang baik, 90-95% ibu hamil yang termasuk kehamilan dengan resiko tinggi dapat melahirkan dengan selamat dan mendapatkan bayi yang sehat.

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dan diatasi dengan baik bila gejalanya ditemukan sedini mungkin sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, dan kenyataannya, banyak dari faktor resiko ini sudah dapat diketahui sejak sebelum konsepsi terjadi.

Jadi semakin dini masalah dideteksi, semakin baik untuk memberikan penanganan kesehatan bagi ibu hamil maupun bayi. Juga harus diperhatikan bahwa pada beberapa kehamilan dapat mulai dengan normal, tetapi mendapatkan masalah kemudian.

Oleh karenanya sangat penting bagi setiap ibu hamil untuk melakukan ANC atau pemeriksaan kehamilan secara teratur, yang bermanfaat untuk memonitor kesehatan ibu hamil dan bayinya, sehingga bila terdapat permasalahan dapat diketahui secepatnya dan diatasi sedini mungkin. Juga hiduplah dengan cara yang sehat (hindari rokok, alcohol, dll),serta makan makanan yang bergizi sesuai kebutuhan anda selama kehamilan.

© Dr.Suririnah - www.infoibu.com